Tuesday, February 3, 2009

Refresh Iman Kita

assalamua'laikum..


Olahan dari artikel yang ingin saya kongsi bersama-sama..

Kesan Beriman Dalam Kehidupan Seorang Muslim

Mengetahui Iman dan rukun-rukunnya menjadi kewajipan kerana aplikasi dari memahami keimanan secara benar akan memberi impak secara langsung bagi kehidupan seseorang. Dalam kitab-Nya, Allah S.W.T banyak menyebutkan tentang hal keimanan:
“Rasul telah beriman kepada Al-Qur`an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya. Demikian pula orang-orang yang beriman semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): ‘Kami tidak membeda-bedakan antara seorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya.’ Dan mereka mengatakan: ‘Kami dengar dan kami taat.’ (Mereka berdoa): ‘Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali’.” (Al-Baqarah: 285)

Allah juga menjelaskan bahwa keimanan adalah kurniaan-NYA yang diberikan berikan untuk Rasul-Nya, dalam firman-NYA:
“Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al-Qur`an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al-Kitab (Al-Qur`an) dan tidak pula mengetahui apa iman itu, tetapi Kami menjadikan Al-Qur`an itu dengan cahaya, yang Kami tunjuki dengannya siapa yang Kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (Asy-Syura: 52)

Balasan orang yang beriman di dunia:
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan ke dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.” (Maryam: 96)

Balasan di akhirat:
“Dan orang-orang yang beriman dan beramal shalih, benar-benar akan Kami hapuskan dari mereka dosa-dosa mereka dan benar-benar akan Kami beri mereka balasan yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (Al-‘Ankabut: 7)

Iman adalah agama. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah membagi agama menjadi tiga tingkatan. Dalam sebuah hadits, ‘Umar ibnul Khaththab radhiyallahu ‘anhu berkata:
“Ketika kami duduk-duduk di samping Rasulullah s.a.w,tiba-tiba datang seorang lelaki yang berpakaian sangat putih dan rambutnya sangat hitam. Pada dirinya tidak nampak debu-debu perjalanan jauh dan tak seorangpun di antara kami mengenalnya. Ia pun duduk di hadapan Rasulullah s.a.w dengan meletakkan kedua lututnya ke kedua lutut baginda sambil meletakkan dua telapak tangannya diatas paha baginda,lantas bertanya: ‘Hai Muhammad, beritahu aku tentang Islam.’ Rasulullah s.a.w menjawab: ‘Islam adalah engkau bersaksi tidak ada sembahan yang haq kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, engkau mendirikan solat, menunaikan zakat, dan puasa Ramadhan serta haji ke Baitullah jika engkau punya kemampuan untuk itu.’ Laki-laki itu berkata: ‘Engkau benar’.” (‘Umar berkata): “Kami merasa hairan kepadanya, ia yang bertanya namun ia juga yang membenarkannya. Selanjutnya dia bertanya: ‘Beritahu aku tentang iman.’ Rasulullah s.a.w menjawab: ‘Iman adalah engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan beriman kepada hari akhir serta kepada takdir yang baik dan yang buruknya.’ Laki-laki itupun kembali membenarkannya. Kemudian dia bertanya: ‘Beritahukan kepadaku tentang ihsan.’ Rasulullah s.a.w menjawab: “(Ihsan) adalah engkau beribadah kepada Allah seolah engkau melihat-Nya. Jika engkau tidak melihat-Nya, maka Dia melihatmu’.” (HR. Muslim no. 93)

Hadits ini menerangkan tentang hakikat keimanan, yaitu beriman terhadap rukun-rukunnya yang enam dan untuk mendapatkan kemanisannya maka kita harus mengetahui makna-makna keimanan terhadap enam rukunnya ini.


Makna Beriman kepada Allah S.W.T.




Beriman kepada Allah adalah hubungan yang kuat antara manusia dengan Penciptanya. Hubungan itu tertanam di dalam hati, sementara hati adalah sesuatu yang berharga yang dimiliki oleh manusia, dan yang paling berharga dalam hati manusia adalah keimanan. Oleh sebab itulah, hidayah iman merupakan nikmat yang paling besar.
Allah berfirman:
يَمُنُّوْنَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لاَ تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلاَمَكُمْ بَلِ اللهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلإِيْمَانِ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِيْنَ
“Mereka merasa telah memberi nikmat kepadamu dengan keislaman mereka. Katakanlah: ‘Janganlah kamu merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislamanmu. Sebenarnya Allah Dialah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan menunjuki kamu kepada keimanan, jika kamu adalah orang-orang yang benar’.” (Al-Hujurat: 17)

Tauhid Rububiyyah : Beriman bahawa Allah Maha Pencipta, Yang Menguasai dan Mengatur segala urusan, Menghidupkan dan Mematikan serta perbuatan-perbuatan Allah yang lainnya. Maka keimanan dalam Rububiyyah ini termasuk keimanan terhadap perbuatan-perbuatan secara umum, qadha dan qadar Allah serta terhadap keesaan Dzat-Nya.
Allah berfirman:
أَلاَ لَهُ الْخَلْقُ وَاْلأَمْرُ تَبَارَكَ اللهُ رَبُّ الْعَالَمِيْن
“Ingatlah menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Rabb semesta alam.” (Al-A’raf: 54)

Tauhid Uluhiyyah : bermakna meyakini bahwa Allah tuhan yang haq, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dengan kata lain, mengesakan Allah dalam ibadah dan ketaatan.
Allah berfirman:
وَإِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ
“Dan Ilah kalian adalah Ilah Yang Maha Esa, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.” (Al-Baqarah: 163)

Tauhid Asma` wa Sifat : adalah meyakini segala nama-nama-Nya yang paling baik dan sifat-sifat-Nya yang paling tinggi seperti yang tertulis dalam kitabnya.
Allah berfirman:
وَللهِ اْلأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوْهُ بِهَا
“Hanya milik Allah Asma`ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma`ul Husna itu.” (Al-A’raf: 180)

Kesan Beriman kepada Allah
Keimanan yang benar kepada Allah akan menumbuhkan rasa cinta yang kuat kepada-Nya dan mengagungkan-Nya. Ia juga akan melahirkan rasa khashiyah dan takut kepada-Nya serta selalu berharap kepada-Nya, yang kemudian mendorongnya untuk beribadah.


Makna Beriman kepada Para Malaikat
Asal perkataan malaikat adalah malak, dari kata Al-Alukah yang bermakna delegasi. Jamaknya adalah malaikat. (Shahih Al-Bukhari bi syarhil Imam Al-Kirmani, 1/194)
Iman kepada malaikat meliputi keimanan terhadap seluruh malaikat, baik yang diketahui nama dan tugasnya ataupun tidak. Serta mempercayai bahawa mereka adalah makhluk yang Allah yang diciptakan dari cahaya dengan tujuan agar beribadah kepada-Nya dan menjalankan perintah-Nya.
Allah berfirman:
وَمَنْ عِنْدَهُ لاَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِهِ وَلاَ يَسْتَحْسِرُوْن. يُسَبِّحُوْنَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لاَ يَفْتُرُوْنَ
“Dan (malaikat-malaikat) yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada pula merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya.” (Al-Anbiya`: 19-20)

Kesan Beriman kepada Malaikat
Kita akan merasai keagungan Allah, kekuatan dan kekuasaan-Nya. Kebesaran yang ada pada makhluk adalah gambaran akan kebesaran Khaliqnya. Allah menugaskan malaikat untuk menjaga dan mencatat amalan manusia yang akan membuatkan kita berasa malu&sentiasa berwaspada terhadap perbuatan,percakapan&amalan kerana sentiasa diperhatikan. Selain itu sifat sabar&istiqamah mereka dengan perintah Allah mendorong kita untuk mencontohi mereka.

Makna Iman kepada Kitab Allah


Beriman bahwa semua Kitab turun dari sisi Allah , beriman kepada kitab-kitab-Nya yang telah diketahui namanya, seperti Al-Qur`an, Taurat, Injil, dan Zabur, mahupun yang tidak diketahui namanya. Serta membenarkan berita-beritanya, seperti pemberitaan dalam Al-Qur`an dan kitab-kitab sebelumnya yang tidak diubah maknanya dan menerima segala hukum-hukum yang telah diperintahkan dengan redho.

Kesan Beriman kepada Kitab-Kitab Allah
Seorang hamba akan semakin menyedari betapa besarnya perhatian Allah, sehingga Dia menurunkan kitab yang menjadi petunjuk bagi setiap kaum disamping mentaati perundangan yang tertulis didalamnya tanpa keraguan. Inilah impak terbesar dari keimanan kepada seluruh kitab-Nya, di samping hikmah yang nyata berupa syariat yang Allah tetapkan untuk setiap kaum sesuai keadaan mereka.
Allah berfirman:
“Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (Al-Ma`idah: 48)


Makna Beriman kepada Rasul-Rasul


Bererti mengimani bahawa mereka adalah utusan Allah yang membawa risalah yang haq dan beriman kepada semuanya tanpa membezakan mereka serta membenarkan seluruh berita yang shahih yang telah mereka sampaikan, serta mengamalkan syariat Rasul (Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam) yang telah diutus kepada kita.

Kesan Beriman kepada Rasul Allah
Tanpa kehadiran seorang rasul, tak seorangpun di antara manusia yang mengetahui bagaimana cara menyembah&beribadat kepada Allah dan menuju jalan yang lurus. Keimanan kepada para rasul juga membuat seorang muslim menguatkan rasa syukurnya akan nikmat yang besar ini, karana ia mengetahui kasih sayang dan perhatian Allah kepadanya. Rasa cinta, pujian, dan sanjungan akan mengalir pada para rasul karena mereka adalah utusan Allah, beribadah kepada-Nya, menyampaikan risalah-Nya, dan penasihat bagi umatnya.


Makna Beriman Kepada Hari Akhirat
Beriman kepada hari akhirat : Bermakna meyakini dengan pasti bahawa hari akhirat itu haq dan tiada keraguan tentangnya.
Allah berfirman:
اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ لَيَجْمَعَنَّكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لاَ رَيْبَ فِيْهِ وَمَنْ أَصْدَقُ مِنَ اللهِ حَدِيْثًا
“Allah, tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Dia. Sesungguhnya Dia akan mengumpulkan kamu di hari kiamat, yang tidak ada keraguan terjadinya. Dan siapakah yang lebih benar perkataannya daripada Allah?” (An-Nisa`: 87)

Kesan Beriman kepada Hari Akhir
Beriman adanya hari qiamat akan menjadi motivasi tersendiri bagi seorang muslim untuk lebih berusaha melakukan ibadah&amal soleh, untuk mendapatkan ganjaran syurgaNya. Azab siksaan dan ancaman akhirat juga membuat seorang muslim takut dan lari dari kemaksiatan di dunia. Kebahagiaan akan terasa didalam dirinya ketika ia mengingat hari akhirat sebagai kenikmatan dan perhiasan pengganti perhiasan dunia.


Makna Beriman kepada Qada' & Qadar



Bermaksud mengimani bahawa Allah Maha Mengetahui segala sesuatu yang terang dan tersembunyi , segala ketetapan dan pelaksaan ketetapan itu yang telah ditentukan oleh Allah. Baik yang berkaitan dengan perbuatan-perbuatan-Nya atau perbuatan-perbuatan hamba-Nya.

Beriman bahawa Allah telah menulis semuanya di Lauhul Mahfudz, beriman bahwa seluruh yang terjadi di alam ini dengan kehendak Allah serta beriman bahwa semua yang ada di alam ini adalah makhluk bagi Allah. Dalil-dalil tentang hal ini banyak Allah S.W.T sebutkan dalam kitab-Nya.

Kesan Beriman kepada Takdir
Ketetapan Allah keatas makhluk-Nya pasti terjadi. Keimanan kepada takdir menuntut seorang muslim untuk bersandar diri sepenuhnya kepada Allah ketika melakukan suatu perkara dan tidak bersandar kepada perkara yang lain.

Seorang muslim tidak akan memiliki perasaan ujub tatkala mampu meraih apa yang diinginkan, kerana pencapaiannya itu hanyalah semata-mata nikmat dari Allah. Bahkan hatinya akan menjadi tenang dan redha apabila takdir Allah yang baik ataupun buruk menimpanya. Tidak akan goyah keimanannya apabila sesuatu yang disukainya diambil kembali dan menerima sesuatu yang dibencinya. Semuanya karena dia yakin bahwa itu terjadi dengan takdir Allah S.W.T

No comments: